Untuk seseorang yg tak perlu ku sebutkan identitasnya

0
955

Untuk seseorang yg tak perlu ku sebutkan identitasnya.
Ini bukan pertama kalinya aku memutuskan untuk pergi.
Tak dapat ku hitung sudah berapa kali aku melakukannya.
Aku ingin berdamai dgn masa dimana kamu terlalu ku puji dikehidupanku.
Sayang, aku terlalu lemah.
Karena hingga saat ini aku masih saja menyimpan rindu.

Senyumanmu, tak dapat ku hindari, tak ingin ku lewatkan dan dari paras wajahmu ku curi walau sedetik bahkan seperempat detik saja.
Walau, pandangan ini harus lebih berhati-hati.
Karena, sesungguhnya pandangan adalah awal dari perbuatan yg tidak diinginkan.

Aku mencoba, untuk menutup kedua mata ini.
Sekaligus memohon ampun,
Karena, aku masih saja melakukan kesalahan pada dirimu.
Sebuah nama yg selalu ku sebut.
Ketika spertiga malam telah hadir.
Disaat itu hatiku merasa, bahwa lantunan do’a yg ku kirimkan.
Kini menghampiri .

Ini memang tak adil bagiku.
Karena hanya satu sisi,
Ada yg berjuang serta berusaha.
Untuk menyampaikan keinginan telah menggumpal di dada .
Namun, aku sadar , Egois jika aku mementingkan inginku .
Tetapi tidak pada inginmu .

Mungkin karena rasa ini telalu dalam.
Hingga lupa .
Bahwa kamu masih menjadi bayangan ilusi.
Ku tuliskan indah dalam impian.
Nyaris enggan menceritakan saat2 tersakit, karena hati masih menyimpan posisi tersendiri untuk dirimu.

Dan, bagaimana bisa aku terluka sesempurna ini?
Bagaimana bisa aku merasa tercampakkan hanya karena perasaan yg seharusnya membawa kebahagian?
Apa karena waktu belum tepat?
Atau karena aku hanya bisa memandangimu namun tidak untuk menemuimu?
Ku anggap ini teka-teki dan bukan hal yg kebetulan terjadi .

Ini adalah takdir, yg harus ku lalui
Ku nikmati.
Setelah itu ku pisahkan moment yg ada baiknya jika seharusnya itu dilupakan.
Dan mungkin ini termasuk moment dimana waktu mengizinkan ku mengenal dirimu.
Walau hanya sebatas nama.
Namun tidak dgn kisahmu 😊
@dwiiharyatmi23

Comments

comments

LEAVE A REPLY