Otoritas Beijing melaporkan ribuan warga Rohingya telah melarikan diri ke Cina sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, mereka menemukan setidaknya ada 9 korban tewas akibat menerima kekerasan dari militer Myanmar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan sekitar 3.000 warga Rohingya yang berasal dari Myanmar, telah memilih untuk menyeberangi perbatasan. Malah, kekerasan dilaporkan sempat terjadi di dekat perbatasan Cina, atau tepatnya di negara bagian Shan.
“Pemerintah Cina menawarkan mereka pemukiman yang tepat dan membawa yang terluka ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” kata Shuang seperti dilansir Shanghai Daily, Selasa (22/11).
Duta Besar Cina, Hong Liang, mendesak semua pihak menahan diri untuk mengakhiri konflik bersenjata dekat perbatasan. Ia telah memanggil dua organisasi non-pemerintah Cina di Yangon, Myanmar Chinese Communication and Cooperation Central Association dan Chinese Enterprises Chamber in Myanmar.
Sementara, kantor Aung San Suu Kyi masih membela diri dengan hanya melaporkan ada korban tewas dari pihak mereka. Padahal, terdapat setidaknya lima warga sipil yang meninggal, termasuk dua wanita, dan sebanyak 33 orang terluka akibat bentrokan yang terjadi di dekat perbatasan Cina.
Aung San Suu Kyi dianggap telah membuat kerusuhan yang terjadi menjadi semakin memanas, terutama di daerah perbatasan Myanmar. Tapi, bentrokan yang terjadi di Kachin dan Shan dinilai telah menunjukkan niat Myanmar untuk menolak gencatan senjata yang seharusnya sudah dilakukan bertahun-tahun lalu.[rol]
