Nasihat ulama seharusnya didengarkan meski pahit untuk diterima dan dilaksanakan. Bila hanya 1-2 ulama yang menasihati, bisa jadi mereka tak layak didengar. Namun bila sudah ramai yang menasihati, apa mungkin semuanya salah.
Begitu setidaknya disampaikan ustaz Felix Siauw melalui laman facebook miliknya, menanggapi info makar yang dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait rencana aksi 2 Desember mendatang.
“Mengabaikan satu demi kepentingan jutaan itu logis. Namun sebaliknya, membela satu orang lalu mengancam jutaan itu sadis. Tak punya nurani, bahkan cenderung kearah keras kepala,” tulis ustaz Felix.
Masih dikatakan Felix, bukan langkah yang bijak menuduh semua yang berseberangan termasuk, gerakan bela Alquran sebagai makar serta menganggu kedamaian.
“Justru yang jelas mengganggu kedamaian disikapi biasa saja,” kata dia.
“Berlindung di balik (kata) ‘menunggu proses hukum’, sementara hukum agama selalu diabaikan. Padahal, saat menghadap Allah (ketika manusia mati), yang Allah tanya, apakah kita taat hukum syariat-Nya.”
Menurutnya, bila rusuh yang dicari sudah sedari dulu didapati. Hanya muslim itu terikat perintah nabinya, santunlah dalam berdakwah, jangan balas perilaku nista dengan sama nistanya.
Felix juga menekankan, tuntutan kaum muslim sederhana, yang bersalah dihukum, penista dipenjara. Sehingga tak perlu dikaitkan dengan politik kapitalis, yang kebanyakan umat tak tertarik dengannya.
“Urusan Alquran ini melebihi manusia, sebab ia tentang Dzat yang mencipta manusia, yang tanpa-Nya kita tiada, dan setelah dunia akan kembali pada-Nya semua,” ujarnya.
“Sebab itu perjuangan ini takkan henti sebelum mendapatkan keadilan, bukan keadilan versi negosiasi para pemodal, tapi keadilan yang sebenarnya ditegakkan.”[rmol]