Dinilai berpihak, wartawan Metro TV, kembali diusir massa umat Islam yang mengikuti Aksi Bela Islam III, 2 Desember 2016. Sebelumnya, pada Aksi Bela Islam II, wartawan televisi milik Ketum Partai Nasdem Surya Paloh itu juga diusir massa Islam.
Terkait pemberitaan Metro TV belakangan ini, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf meminta Surya Paloh untuk meminta maaf kepada publik.
“Hanya Surya Paloh (SP) yang bisa memulihkan citra buruk Metro TV yang dituduh olah jutaan pemirsa sebagai ‘tv penipu’ atau kini gencar dikampanyekan dengan stigma ‘metro tivu’. Terkait tudingan itu, SP perlu berjiwa besar untuk meminta maaf kepada publik bahwa selama ini emang Metro TV terlanjur jadi corong Parpol dan terkesan setia membela penista agama,” tulis Faizal Assegaf di akun Facebook.
Selanjutnya, kata Faizal, Surya Paloh dan pemilik saham Metro TV untuk melakukan jajak pendapat, yang isinya meminta saran dari publik. “Lebih cocok tv milik jaringan konglomerat aseng ini tetap bernama Metro TV atau Metro Tivu…?”
Menurut Faizal, biarkan publik yang menilai, sebab sebagai pemirsa, penonton tv tidak bisa dibodohi atau dianggap sebagai penonton yang pasif. Rakyat semakin cerdas dan harus menghargai pendapat dan aspirasi mereka.
Diberitakan sebelumnya, pada Aksi Bela Islam III, 2 Desember 2016, peserta aksi mengusir salah seorang reporter Metro TV yang sedang meliput aksi.
Peristiwa itu bermula ketika salah seorang reporter Metro TV yang sedang meliput aksi menyebutkan, bahwa peserta Aksi Bela Islam III hanya dihadiri 50 ribu orang. Sontak pernyataan tersebut menimbulkan kemarahan dari peserta aksi karena dianggap memberitakan sebuah kebohongan.
“Pergi, pergi, Metro tipu, penipuuu,” teriak salah seorang peserta aksi. [intelijen]