seperti apa pasangan hidup yang mendampingi kita akan dimulai pada saat kita memilih pertama. Akan tercermin siapa kita sejak saat itu. Jika fokus utama perhatian adalah tampilan maka terbaca kalau kita termasuk orang yang dalam hatinya lebih menomorsatukan ‘kebaikan’ lahir. Tentu berbeda dengan standar Tuhan yang menilai keluhuran dari kepribadian yang mencerminkan sikap hati. Maka, jangan salahkan Tuhan kalau pandangan meleset melihat sisi kepribadiannya.
pasangan yang belum baik bisa menjadi cermin untuk kembali menengok kenyataan diri kita. Barangkali kita sudah begitu yakin diri kita baik. Keyakinan itu semakin kuat jika ditambah pengakuan semua orang. Tanpa terasa keyakinan seperti itu menjadikan mata kita tertutup untuk mampu melihat kelemahan yang ada pada diri sendiri. Kelemahan-kelemahan itu bisa jadi di luar pengamatan kita, atau kita memang tidak mau mengakui. “Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita-wanita yang tidak baik pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An-Nur:26)
Kelak..
Calon pasangan yang akan mendampingi hidupmu adalah cermin dirimu.
Keindahan pribadimu akan menentukan keindahan pribadi pasanganmu.
Kesopanan lisanmu akan menentukan kesopanan pasanganmu.
Kemuliaan akhlakmu akan menentukan kemuliaan akhlak pasanganmu.
Baiknya perilakumu akan menentukan baiknya perilaku pasanganmu.
Ingin mendapatkan pasangan yang Sholeh atau Sholehah?
Siapkan dirimu menjadi Sholehah atau Sholeh terlebih dahulu.
Ingin mendapatkan pasangan yang punya kepribadian yang baik?
Siapkan dirimu menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu. .