Baper. Singkatan dari Bawa Perasaan. Aduh kalau udah bawa-bawa perasaan itu udah susah ya, kayak ada pait sama manisnya gitu.
Doi bersikap baik kepadamu, baper.
Bila bukumu jatuh dan doi ambilkan yang kayak di film-film itu, baper.
Kalau ketemu dijalan dia mengucapkan salam, baper lagi.
Bila diantara teman-temanmu cuma kamu yang disapa sama doi, baper lagi.
Kalau dia membalas chatmu menggunakan emot, baper. Baper terus kayaknya nih.
.
Sebenarnya rasa kecewa itu datangnya dari diri kita sendiri, dimunculkan sendiri karena mungkin keliru dalam mengahadapi si ‘doi’ itu. .
Janganlah kamu baper bila doi bersikap baik kepadamu, artikan saja itu sebagai rasa hormatnya kepadamu.
Janganlah kamu baper bila bukumu jatuh dan doi mengambilkannya, itu normal, kalau dia tidak membantumu itu namanya dia lepas tanggung jawab kan yang nabrak dia masa mau lari gitu aja.
Janganlah kamu baper bila dirimu bertemu tidak sengaja dan doi memberikan salam kepadamu. padahal itu bukan berarti dia suka sama kamu, bukan berarti dia tertarik, dia hanya menjalankan sunah.
Janganlah kamu baper bila hanya dirimu yang dia sapa, padahal dirimu sedang bersama teman-temanmu, mungkin yang dia ingat, cuma namamu saja kan?
Janganlah kamu baper ketika dia membalas chatmu menggunakan emot, jangan pikir dia ada rasa, mana tau cuma untuk mencairkan suasanakan?
.
Baper itu ada ketentuannya, misalnya baper karena Allah yang begitu sangat menyayangimu, baper karena orang tuamu yang begitu sangat mencintaimu dengan penuh kasih sayang.
Jangan baper sama doi yang tak kunjung memberi kepastian, beraninya cuma baperin anak orang aja. Ngasih kepastian mah enggak.
Janganlah kamu mudah baper dengan hal-hal seperti itu. Karena yang akan rugi kan kita sendiri, doi? Hahaha jangan ditanyalah.
📝 @yovellaaapf