Allah Swt. berfirman: Am hasibtum an tadkhulû al-jannah (Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga). Menurut beberapa mufassir, huruf am itu munqathi‘ah (tidak bersambung dengan kata atau kalimat sebelumnya).
.
Lebih lanjut, al-Ajili mengurai bahwa huruf am bermakna: bal dan al-hamzah. Kata bal untuk menunjukkan terjadinya perpindahan dari suatu kalimat ke kalimat lain, sementara huruf hamzah al-istifhâm memberikan makna li al-inkâr wa tawbîkh (pengingkaran dan teguran).
.
Artinya, tidak sepatutnya kalian memiliki perkiraan atau anggapan demikian. Teguran tersebut berguna untuk melecut dan mendorong semangat mereka agar tetap bersabar.
.
Jika ayat ini menyatakan pengingkaran terhadap orang-orang yang mengira masuk surga sementara mereka belum terbukti dapat bersabar dan tetap istiqamah dalam keimanan tatkala menghadapi cobaan berat seperti yang dialami Rasul dan kaum beriman terdahulu, maka ayat ini bisa dipahami sebaliknya (mafhûm mukhâlafah).
.
Artinya, jika mereka mampu bersabar dan tetap istiqamah dalam situasi apa pun, mereka boleh berharap dan merasa yakin bisa masuk surga. .
Dengan harapan dan keyakinan tersebut, seseorang bisa terlecut semangatnya untuk bersabar dan kuat menahan berbagai beban penderitaan yang dihadapinya, betapapun berat penderitaan itu. Sebab, sebagaimana telah dimaklumi, surga adalah sebaik-baik tempat kembali. .
Al-Quran banyak mengisahkan kaum yang sukses melewati cobaan saat mereka memiliki keyakinan tersebut. Demikian juga para sahabat Nabi saw. Mereka mampu bersabar menghadapi berbagai upaya jahat kaum musyrik.
.
Keluarga Yasir, misalnya, mampu bersabar meskipun menerima siksaan di luar batas kemanusiaan. Sikapnya makin kukuh ketika mendengar sabda Rasulullah saw.: Shabr[an] âla Yâsir, fainna maw’idakum al-jannah. (Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya yang dijanjikan kepada kalian adalah surga). Sumayyah—istri Yasir—pun menyahuti dengan penuh kayakinan, “Innî arâhâ zhâhirat[an], yâ Rasûlullah,” (Sesungguhnya aku telah melihatnya secara jelas, wahai Rasulullah).
.