Assalamu’alaikum…
Terucap salam untukmu wahai wanita pujaan hati.
Untukmu wanita yang pernah menduduki singgasana tertinggi dalam hati ini.
Bagaimana kabarmu hari ini?
Aku harap engkau dalam keadaan baik, walau sudah terlepas dari pandanganku.
Engkau yang memilih untuk pergi.
Mengarungi dunia yang baru kau temui.
Bagaimana rasanya? Bahagiakah engkau disana?
Sayang…
Namun itu tak berlaku untukku.
Sakit.
Mungkin sebuah kata yang mewakili perasaanku kala itu.
Engkau pergi ketika rasa dan harapanku sangat amat tinggi.
Kau pupuskan.
Kau patahkan.
Kau hempaskan.
Mengapa?
Mengapa engkau membuatku jatuh hati bila tak mau dinikahi?
Andai saja engkau tahu seberapa jauh perjuanganku saat itu.
Mungkin engkau akan mengerti seberapa terpuruknya aku kala itu.
Tapi tak mengapa, berkatmu aku menjadi seperti saat ini.
Mungkin dipertemukannya engkau denganku adalah cara Allah agar aku tak bermain dengan hati. Lagi.
Mungkin Allah sedang ingin menunjukkanku untuk mencintai Sang Pemilik Hati.
Agar tak mudah menaruh hati kepada hamba-Nya nanti.
Terimakasih. [furkoni]