Siapa yang tak inginkan hidayah. Sebuah pemberian dari Allah yang sangat membahagiakan. Dengan hidayah, hati yang hitam berubah menjadi putih cemerlang. Dengan hidayah, kata benci berubah menjadi cinta. Dan dengan hidayah pula, orang kasar berubah menjadi santun. Itulah ketika hidayah menyapa.
Berikut ini ada tiga jurus jitu yang memudahkan kita untuk memperoleh hidayah, apa sajakah itu?
1. Mendatangi Majelis Ilmu
Yang pertama adalah mendatangi majelis ilmu. Majelis ilmu adalah tempat dimana rahmat Allah turun. Majelis ilmu pula tempat dimana hati kita bisa merasakan ketenangan. Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membca kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikelilingi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya”(HR. Muslim, no. 2699)
Ketika Allah telah memberikan rahmatnya, maka jiwa dan hati akan merasakan ketenangan. Ketika jiwa dan hati telah merasakan ketenangan. Maka hari-hari yang kita laluipun terasa menyenangkan. Di dalam majelis Ilmu, Al-quran dan As-sunnah di bacakan. Kebaikan-kebaikan akan kita dapatkan. Majelis ilmu pula mampu memberikan kita pengetahuan tentang Islam. Dengan pengetahuan itu, kita dapat melakukan amal sholeh. Jelaslah jika mendatangi majelis ilmu adalah perkara yang mampu memudahkan kita memperoleh hidayah. Bukankah mengerjakan amalan sholeh adalah bukti kita memperoleh hidayah-Nya?
2. Memperbaiki Lingkungan
Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda, “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yangmenjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syeikh Al Abani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Hadist di atas mengabarkan kepada kita bahwa sangat di anjurkan agar kita memilih teman yang baik. Teman adalah orang yang senantiasa bersama kita dalam kesehariannya meskipun tidak setiap waktu. Batas lingkungan memang banyak sekali. Sepertihalnya tetangga, tempat kita kerja dan sebagainya. Akan tetapi temanlah yang mampu mempengaruhi kesemuanya itu.
Dalam kacamata agama teman memang sangat mempengaruhi kita. Teman yang baik tentu akan senantiasa menasihati kita ketika kita lalai. Teman baik pula akan senantiasa mengajak kita kepada hal yang bermanfaat, majelis ilmu contohnya. Sedangkan teman yang buruk, dengan santainya mungkin akan berkata,”Ah sudahlah, kita senang-senang dulu. Mumpung masih mudah tidak usah memikirkan akhirat terlalu jauh.” Kebanyakan teman yang buruk orientasinya adalah dunia, hanya sebuah kesenangan dan hura-hura.
Rasulullah shallallahu alaihiwasallam mengabarkan kepada kita tentang teman yang baik dan teman yang buruk, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pkaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Bau wangi jelas lebih kita inginkan dari pada bau busuk. Teman baik jelas lebih kita inginkan daripada teman buruk. Kebaikan akan senantiasa mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan keburukan akan menjauhkan kita dari Allah. Hidayah tentu lebih bisa kita dapatkan jika kita bersama teman baik. Maka dari itu, perbaiki lingkunganmu terutaman seorang teman. Sebelum kelak di akhirat kau hanya bisa menyesal.
3. Kerjakan Amalan Sunnah
Mengerjakan amalan sunnah, adalah salah satu bentuk ketaqwaan kita kepada Allah. Selain amalan wajib yang Allah perintahkan, amalan sunnah adalah sebuah perkara yang tidak boleh kita remehkan. Mungkin kita merasa kurang dalam beribadah. Mungkin juga hati kita merasa tak puas dengan amalan kita saat ini. Jika itu yang kau rasakan, cobalah mengamalkan amalan sunnah yang dianjurtkan.
Amalan sunnah juga dapat membuat Allah mencintai kita. Ketika Allah mencintai kita, bukankah mustahil Allah tak memberikan kita hidayah-Nya?
Dengarkanlah hadist agung berkut ini, Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman : Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk kepada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk kepada kakinya yang iagunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.”(HR. Bukhari no. 2506)
Jika kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah, maka Allah akan memberi kita petunjuk. Pendengaran kita akan Allah beri petunjuk, kaki kita untuk berjalan dan mata kita untuk melihat semua itu akan Allah beri petunjuk. Tak hanya disitu, Allah akan mengabulkan setiap do’a kita. Bukankah ini mampu mengundang hidayah?
Itulah tiga jurus jitu yang mampu memudahkan kita dalam memperoleh hidayah. Memang hidayah hanya milik Allah semata. Tapi setiap kehendak dari Allah, pasti ada hukum sebab akibatnya. Semoga tiga jurus jitu itu mampu menjadi sebab kita semua memperoleh hidayah-Nya, aamin ya Rabb.