Banyak diantara kita menginginkan dan mendambakan menjadi orang baik, sukses di dunia, kemudian bisa mendapatkan surga di akhirat. Insya allah
Pertanyaan terbesarnya, usaha apa yang sudah kita lakukan untuk itu?
Coba sejenak kita renungkan. Untuk urusan dunia saja, berapa gigih kita berupaya, meski tertatih-tatih namun tetap kita berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tak peduli sesulit apapun, selalu ada waktu dan cara untuk mengatasinya.
Tentu saja sukses di dunia adalah dambaan setiap jiwa. Sukses pendidikan, pekerjaan menjanjikan, tempat tinggal yang nyaman, pasangan yang penuh dengan kasih sayang, belum lagi keinginan-keinginan yang akan muncul belakangan. Itu pasti. Sebab kita punya nafsu.
Ibnul qayyim mendeinisikan nafsu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang selaras dengan keinginan. Tentu saja nafsu tidak bisa lepas dari diri manusia, sebab itu melekat padanya. Al imam ibnul jauzi juga mengatakan bahwa nafsu diciptakan ada pada diri manusia guna menjaga kelangsungan hidupnya.
Kembali kita renungkan, jikalau perkara dunia saja begitu semangatnya kita mengejar, berpeluh susah kita berupaya, lantas bagaimana dengan akhirat?
Tidak sedikit dari kita, apalagi saya, sering mengabaikan perkara ini. Kita bahkan merasa aman dengan itu. ”ah nanti saja itu, hidup mah enjoy aja. Gak perlu dibawa serius. Kita nikmati saja hidup ini”. Seperti itulah kita, merasa aman dikemudian hari, sehingga di dunia kita berjalan bak seorang raja.
Bukankah Allah telah berfirman lewat lisan Nabi-Nya di dalam sebuah hadist qudsi: “Aku tidak akan mengumpulkan rasa aman dan rasa takut sekaligus di dalam diri seorang hamba. Jika ia takut pada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa aman padanya di akhirat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan menanamkan rasa takut padanya di akhirat.”
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam saja yang seorang nabi dan rasul, terhindar dari dosa, diampuni dosa yang lalu dan akan datang, masuk surga tanpa hisab, tingkatan surga paling tinggi, masih mengerjakan shalat sunnah sampai kakinya bengkak.
Laah kita. Bukan nabi bukan rasul, banyak dosa, amalan berantakan, hisab meneganggkan bahkan menakutkan, sampai detik ini surga belum jelas, jangankan yang sunnah, yang wajib saja masih berantakan, cita-cita pengen satu majelis dengan Rasulullah kelak di akhirat. emang situ punya kenalan orang dalam gitu?!!
Terdengar naif, dan memang. Bukankah ‘agama adalah nasehat’? Tentu saja ini nasehat dan pengingat bagi kita, terlebih dalam perkara kebaikan.
Yuuk. Saling mengingatkan dan berlomba dalam ketaatan. Lakukan amalan yang benar lagi baik menurut Allah dan Rasul-Nya. Bukan baik ataupun benar menurut hawa nafsu semata.
Perhatikan lagi bacaan qur’annya, amalan wajib tetap dijaga, yang sunnah ditingkatkan, sibukkan diri dengan ilmu agama syar’i sebagai perbekalan bagi kita dalam mejalani kehidupan untuk meraih kemuliaan akhirat di sisi Allah.
Mari kita akhiri tulisan singkat ini dengan sebuah nasehat indah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: “Barang siapa berjalan menuntut ilmu (ilmu agama), maka Allah akan mudahkan jalannya ke surga”.
Semoga Allah senantiasa teguhkan hati dan jiwa kita untuk selalu rindu dan mendekat pada-Nya dengan amalan-amalan ketaatan.