3 CARA menghilangkan galau ketika berharap dia jodoh kita tapi dia menikah dengan yang lain

0
4030

Saat Tengah Dilanda Kegalauan, Inilah Cara Untuk Mengatasinya

Dalam hidup, kita sering mendapatkan hal-hal yang diluar dari keinginan kita. Ada harapan yang kita panjatkan, namun tak sesuai dengan kenyataan. Justru seringkali cobaan datang bertubi-tubi tiada henti. Sebagai contoh, kita mengharapkan si dia bisa bersanding dengan kita, malah justru bersanding bersama orang lain. Kita ingin bekerja si perusahaan besar, tapi yang didapat malah jauh dari harapan.
Bagaimana kita musti menyikapinya agar tidak galau?.

Pertama-tama harus kita sadari bahwa di hidup ini ada Allah. Di setiap pijakan langkah kaki kita, ada takdir Allah. Allah-lah yang paling tahu mengenai hidup kita. Dan walhasil Allah juga lah yang paling berhak memutuskan apakah keinginan-keinginan kita layak dikabulkan atau tidak.

Allah SWT berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Yang kedua, setelah kita pahami bahwa di hidup ini ada Allah yang berhak memutuskan apakah keinginan kita terwujud atau tidak, kita juga harus punya sudut pandang dalam menyikapi sesuatu, barangkali ternyata keinginan kita tak sesuai dengan realitas.
Sebagai contoh: ketika kita mengharapkan seseorang untuk bersanding dengan kita, kemudian kita minta sama Allah dengan cara shalat hajat, sedekah, dll. Kemudian pada hasilnya si dia menolak kita.

Kalau kita hanya menggunakan satu sudut pandang, misalnya “ah Allah mah enggak adil. Saya sudah shalat, sedekah, dll tapi doa saya masih saja tidak dikabulkan.” Itu adalah salah satu contoh sudut pandang. Kalau kita hanya menggunakan satu sudut pandang itu saja, maka yang terjadi adalah kita akan galau. Dan kita akan selalu berpikir yang negatif tentang keputusan Allah.
Padahal, jika kita mau saja menambahkan satu sudut pandang lagi yang positif, maka hasilnya akan berbeda. Sebagai contoh di kasus yang tadi: “astagfirullah, dia menolak saya. Kenapa ya? Apa saya kurang pantas baginya, sehingga Allah masih memberikan saya waktu untuk memperbaiki diri sendiri dulu?”

Nah kalau kita mau menambahkan satu sudut pandang saja, apalagi sudut pandang itu adalah positif, maka kegalauan di hidup kita bisa kita minimalisir. Kita tidak akan terlalu mendramatisir suatu keputusan yang menimpa kita. Cukup kita kembalikan kepada takdir Allah dan melakukan instropeksi diri. Intinya adalah kita mau memperbanyak sudut pandang positif terhadap setiap masalah yang datang.

Dan yang ketiga, ketika kita sedang galau, jangan jadikan kegalauan hati kita sebagai pengendali dari akal kita. Sehingga dalam menjalani hidup, kita selalu terbawa dalam nuansa kegalauan hati. Ini keliru.
Seharusnya, kita arahkan kegalauan hati kita dengan pikiran-pikiran positif. Sehingga kita masih mampu menjalani aktivitas kita tanpa terpengaruh oleh nuansa hati. Jadikan selalu akal yang positif untuk mengarahkan hati yang sedang resah. Jangan jadikan hati yang resah sebagai pengendali dari akal yang positif.

Nah itulah tips bagaimana kita harus menyikapi ketika kita tengah dirundung kegalauan. Setiap manusia pasti akan merasakan kegalauan atas masalah yang menimpannya. Pointnya bukan pada masalahnya tetapi bagaimana kita mampu menyikapi masalah.

  1. Penulis: Budi Santoso
    Follow di IG : @budisantoso1318

Comments

comments