Category Archives: Tsaqofah

Kumpulan artikel tsaqofah islami

Inilah 10 Keutamaan Sedekah salah satunya men….

Di dalam Islam, seorang muslim tidak hanya dituntut beribadah yang bersinggungan langsung dengan Allah Swt yakni shalat, puasa, dan ibadan haji. Tetapi juga dituntut pada ibadah yang bersinggungan pada orang lain seperti salah satu nya adalah sedekah.

Sedekah (Bahasa Arab:صدقة; transliterasi: sadakah) adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.

Sedekah di dalam Islam memiliki banyak keutaman. Setidaknya ada sepuluh keutamaan seseorang jika mengeluarkan sedekahnya. Apa saja itu?

1. Membawa Keberkahan Harta

Di setiap harinya kita mencari harta. Namun kita tak pernah tau apakah harta yang kita cari adalah harta yang diberkahi atau tidak. Nah untuk itu, sebagai upaya agar harta kita menjadi harta yang berkah salah satu nya adalah dengan bersedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim)

2. Penghapus Dosa

Sebagai manusia tentu nya kita tidak akan lepas dari dosa. Baik dosa yang kita lakukan dengan sengaja maupun yang tidak sengaja. Dengan rahmat Allah ternyata dengan sedekah pun dosa bisa dihapuskan.
Sedekah Bisa Menghapus Dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

3. Dilipatgandakan Pahalanya

Siapa yang tidak mau pahala yang didapatkan, kemudian dilipatgandakan oleh Allah Swt? Pasti semua orang mau. Nah apa tipsnya supaya pahala kita bisa bertambah? Ya benar. Sedekah adalah jawaban nya.

Allah Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

4. Mendapatkan Naungan di Hari Akhir

Sebagai umat Islam kita percaya hidup di dunia bukan akhir melainkan awalan. Karena setelah dunia pun ada hari dimana manusia dibangkitkan. Jika kita ingin di hari akhir nanti mendapatkan nanungan-Nya maka yang harus dilakukan adalah sedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan pada hari dimana ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang akan mendapatkannya adalah :

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari)

5. Bukti Keimanan Kita Kepada Allah

Sebagai hamba-hamba yang beriman, sudah selayaknya keimanan itu dibuktikan, bukan hanya sebatas diyakini. Maka dengan bersedekah adalah salah dari pembuktian keimanan tersebut.

Dari sahabat Rasulullah Al Harits bin Ashim Al Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda :

“Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan, subhanallah walhamdulillah akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan shodaqoh (sedekah) itu merupakan bukti.” (HR. Muslim)

6. Mampu Mencegah Maksiat Dalam Jual-Beli (Perdagangan)

Kita tau bahwa dalam jual-beli berbagai praktik kecurangan kerap kali terjadi. Dan praktik kecurangan tersebut adalah bentuk kemaksiatan. Nah dengan sedekah, maka itu bisa menjadi sarana untuk mencegah kemaksiatan dalam jual-beli.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi)

7. Tersedia Pintu Surga Khusus Bagi Orang Yang Bersedekah

Inilah salah satu keistimewaan dari sedekah. Bukan main-main. Dengan sedekah Allah sudah siapkan bagi tempat di surga yang dihuni bagi orang-orang yang senang dan terbiasa bersedekah.

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari Muslim)

8. Membebaskan Dari Siksa Kubur dan Api Neraka

Sebagai wujud dari takutnya kita kepada Allah adalah dengan kita takut kepada siksa kubur dan api neraka. Tidakn mungkin orang yang takut kepada Allah namun ia tidak takut akan ancaman siksa di alam kubur dan siksa di neraka. Upaya kita untuk bisa bebas dari siksa kubur dan tapi neraka adalah dengan bersedekah.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani)

“Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah” (HR. Bukhari Muslim)

9. Memberikan Pahala Yang Terus Berkembang

Keistimewaan lain dari sedekah adalah bahwa dengan sedekah pahala yang didapai akan terus berkembang. Ini sangat cocok untuk kita jadikan investasi di masa yang akan datang.

Sabda Nabi Muhammad SAW :

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi)

10. Akan Mendatangkan Kelapangan Dada dan Kebahagiaan

Rasanya semua orang akan mengiyakan bahwa seringkan dalam hidup ini kita tidak mendapat kelapangan dalam hidup. Hidup kita merasa sempit dan cenderung gelisah lagi jauh dari kebahagiaan. Nah bisa jadi itu disebabkan karena kita kurang bersedekah.

Sabda Nabi Muhammad SAW :

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari)

Nah itulah sepuluh dari keutamaan bersedekah. Semoga dengan banyak nya keutamaan tersebut, menjadikan kita semakin giat dan rajin dalam bersedekah. Aaaamiiiin

Apakah Seorang Imam Harus Berasal Dari Organisasi Tertentu?

 

Baru-baru ini kita dapati dalam sebuah pemberitaan bahwa ada seorang kyai yang mengatakan bahwa Menteri Agama, KUA, dan Imam Shalat harus dari organisasinya. Jika bukan berasal dari organisasi tempat ia memimpin, maka salah semua.

Pernyataan tersebut pun menuai banyak kritik. Khususnya ulama-ulama yang berbeda organisasi dengannya. Menjadi pertanyaan apakah seorang yang menduduki posisi menteri agama, KUA, dan imam shalat harus dari suatu organisasi tertentu dan tidak boleh yang lain?

Coba kita kupas satu per satu. Untuk posisi menteri agama. Kita tahu bahwa di Indonesia, organisasi massa yang berbasis massa Islam, atau organisasi Islam jumlahnya sangat banyak. Ada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, al-Irsyad, Front Pembela Islam, Persis, dan lain sebagainya. Sedangkan posisi menteri agama bukan saja menaungi seluruh lapisan organisasi berbasis agama, melainkan juga menaungi agama-agama lain.

Maka dalam hal ini, terlalu egois bahwa jika posisi sekelas menteri yang berfungsi mempersatukan seluruh organisasi berbasis massa Islam, dan seluruh agama yang diakui di Indonesia hanya dari satu golongan saja. Jika itu yang terjadi, tentu itu yang disebut sebagai intoleransi sesama muslim dan intoleransi antar umat beragama.

Yang kedua yaitu KUA dan Imam Shalat. Yang perlu diketahui bahwa KUA dan Imam Shalat bukanlah jabatan politik yang bisa diundi berdasarkan pungutan suara. KUA dan Imam Shalat adalah posisi yang mana kemampuan dan kedalaman ilmu agama yang lebih diutamakan. Bagaimana mungkin posisi yang sangat sakral tersebut harus diperebutkan sesuai dengan latar belakang organisasi. Ini jelas kekeliruan.

Rasulullah Saw bersabda mengenai kriteria Imam shalat:

“Yang berhak menjadi imam shalat untuk suatu kaum adalah yang paling pandai dalam membaca al-Qur’an. Jika mereka setara dalam bacaan al- Qur’an, (yang menjadi imam adalah) yang paling mengerti tentang sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Apabila mereka setingkat dalam pengetahuan tentang sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, (yang menjadi imam adalah) yang paling pertama melakukan hijrah. Jika mereka sama dalam amalan hijrah, (yang menjadi imam adalah) yang lebih dahulu masuk Islam.” (HR. Muslim no. 673 dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)

Jadi terlepas persoalan yang sedang ramai dibicarakan di media sosial, sangat perlu juga kita untuk berpikir kritis. Agar tidak terjebak pada nuansa fanatisme keorganisasian. Untuk itu utamakan landasan kita berdasarkan Islam yakni Al-Quran dan As-Sunnah bukan berlandaskan organisasi yang kita ikuti. Wallahu’alam.

#10yearschallange menampilkan foto menampakan aurat, Apa hukumnya?

Menyikapi Trend 

Saat ini jagat dunia maya diramaikan dengan trend #10yearschallange. Apa itu #10yearschallange? Itu merupakan sebuah tantangan bagi siapapun untuk memasang kembali foto sepuluh tahun yang lalu. Sasaran dari tantangan ini adalah bagi setiap orang tak terkecuali adalah muslim dan muslimah.

Bagi sebagian kalangan tantangan ini merupakan hiburan semata yang tak bernilai apa-apa. Tapi bagi sebagian yang lain tentu tantangan ini sangat meresahkan. Pasalnya ada dari kalangan muslimah yang dengan bangganya memposting foto sepuluh tahun yang lalu yang notabene ia belum berhijrah. Walhasil foto yang dipostingnya adalah foto yang mengumbar auratnya.

Sebagai seorang muslim dan muslimah, perlunya kita menyikapi trend ini secara bijak. Agar kita tidak salah dalam mengambil sikap. Kita harus dudukkan masalah ini dengan tepat.

Trend #10yearschallange adalah trend tentang foto. Menjadi pertanyaan adalah foto seperti apa yang akan kita posting? Kalau foto itu justru foto yang mengumbar aurat kita, baik pada laki-laki maupun pada perempuan, tentu apapun itu kita tidak boleh mempostingnya.

Khusus terhadap perempuan, dalil yang menjelaskan mengenai kewajiban untuk menutup aurat sangatlah banyak. Misalnya dalam surat An-Nur ayat 31:

 وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآئِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَآئِهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِي ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٰتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٣١

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi:

“Sesungguhnya seorang anak perempuan jika telah haid (baligh) tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali wajah dan kedua tangannya hingga pergelangan tangan.”

Dua dalil tersebut jelas memerintahkan untuk menutup aurat bagi perempuan, dan jika pun aurat boleh terlihat tentunya hanya untuk orang-orang yang diperbolehkan untuk melihat sesuai apa yang ditunjukkan oleh Alquran.

Pada kasus #10yearschallange, foto yang diposting tidak diharuskan menutup aurat. Dan foto yang telah diposting tentu bisa dikonsumsi oleh siapa pun. Pada titik inilah setiap wanita harus benar-benar bijak dalam melihat trend tersebut.

Kalau kita lihat dari aspek sosiologis, trend narsis ini bisa berdampak pada penyakit hati seperti: riya, ingin dipuji dan ditempatkan pada posisi yang paling tinggi di mata orang lain. Jelas ini juga musti diperhatikan. Jangan sampai hati yang sudah dirawat dengan baik, justru terkotori oleh trend yang sifatnya sementara ini. Bukankah sabda nabi mengatakan:

Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh. Namun, jika ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Muslim)

Yang terakhir jika dilihat dari aspek politis, trend ini memang diarahkan secara tidak langsung untuk para kaum hawa. Tujuannya apa, supaya atas nama trend mereka mau memposting foto. Baik foto itu menutupi aurat atau tidak. Bagi yang foto tersebut menutupi aurat, tidaklah begitu bermasalah, namun yang tidak menutup aurat ini jelas bermasalah.

Masalahnya adalah bahwa foto yang tidak menutupi aurat, menjadi dosa investasi bagi si perempuan tersebut ketika banyak laki-laki yang melihatnya. Dan ini membuka peluang dosa-dosa baru yang tidak diinginkan di masa yang akan datang. Misalnya, ketika ada seorang perempuan memasang foto sepuluh tahun lalu dengan pose yang seksi, kemudian hal itu membuat gairah seksual laki-laki meningkat, akibatnya laki-laki tersebut melakukan tindakan yang diluar batas. Tentunya jika ini terjadi, bukan saja karena laki-laki yang berbuat, tetapi ada peran foto perempuan tadi yang berkontribusi memunculkan tindakan bejat tersebut.

Maka dari itu, berpikir kritis sebelum bertindak sangatlah penting. Hal ini akan menuntun kita pada penglihatan yang mendalam. Yang tentunya akan membantu untuk mengambil langkah yang bijak. Jangan sampai kerugian datang menghampiri kita karena ketidakkritisan kita melihat suatu fenomena. Maka dari itu mulailah menjadi pribadi-pribadi yang kritis terhadap segala sesuatu.

Penulis: Budi Santoso

Akun Instagram : @budisantoso1318

 

Meneropong Ilmu Dalam Perspektif Tsaqofah

Masa yang paling pas bagi seorang manusia untuk belajar suatu ilmu adalah masa muda. Bahkan Imam Syafi’i menekankan untuk setiap manusia yang baligh untuk mempelajari agamanya. Artinya ketika masa muda sudah datang, setiap insan manusia harus selayaknya belajar dan mencintai apa yang ia pelajari yakni ilmu.

Kita bisa membagi suatu ilmu menjadi dua kategori yang dilihat berdasarkan perspektif tsaqofah. Tsaqofah artinya adalah suatu ilmu dan pengetahuan yang didasarkan pada suatu akidah tertentu. Ilmu yang terkategori tsaqofah misalnya ilmu fikih, hadits, tafsir, sistem ekonomi, politik, dan sebagainya. Itu adalah ilmu sekaligus tsaqofah yang di dalamnya terdapat akidah dan nilai-nilai islami. Begitu pun ketika kita mempelajari suatu ilmu yang terdapat akidah dan nilai-nilai agama lain, maka itu adalah tsaqofah dari agama tersebut.

Artinya apa? Artinya ilmu yang terkategori tsaqofah ialah tidak netral. Tidak netral bukan artinya ia tidak memihak antara A dan B. Melainkan ketika kita mempelajari dan mengamalkannya, maka kita akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah. Karena tidak boleh bagi umat Islam untuk melakukan aktivitasnya yang didasarkan pada ilmu yang tercampuri tsaqofah-tsaqofah di luar Islam.

Berbeda dengan ilmu yang tidak terkategori tsaqofah, maka ia bebas untuk dipelajari dan diamalkan kepada siapapun. Contohnya adalah matematika, statistik, kimia, teknik industri, perkapalan, perminyakan, penerbangan, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak terdapat unsur akidah atau nilai-nilai dari suatu agama tertentu maka itu bukanlah tsaqofah. Dan itu bebas-bebas saja untuk digunakan oleh siapapun.

Bagi umat Islam yang terikat pada cara berpikir dan berperilaku Islami, maka sudah sepantasnya yang ia konsumsi adalah yang berasal dari Islam. Ia mempelajari berbagai pemikiran Islam, hingga pada pengaplikasiannya.

Pertanyaannya adalah bagaimana ketika kita mempelajari tsaqofah di luar Islam? Selama itu sebatas untuk kita pelajari sebagai sarana untuk mengetahui kebthilan-kebathilannya, jelas tidaklah mengapa. Yang tidak boleh adalah ketika kita mempelajari tsaqofah di luar Islam, kemudian kita implementasikan dan kita katakan bahwa tsaqofah inilah yang paling benar dan tsaqofah Islam adalah salah.

Jadi sebagai sebuah fakta, memang benar bahwa ilmu terbagi menjadi dua kateori besar tadi, satu tsaqofah dan non-tsaqofah. Tsaqofah pun ada tsaqofah Islami dan non-Islami. Maka sebagai umat Islam, satu-satunya tsaqofah yang layak dipelajari dan diamalkan adalah tsaqofah Islam.

Penulis: Budi Santoso

 

Wanita Dan Kontes Kecantikan Wanita Dalam Pandangan Islam

Beberapa hari ini kita disuguhkan oleh pemberitaan artis Cinta Laura yang didesak oleh fans-nya untuk ikut kontes kecantikan yaitu Miss Universe yang mewakili Indonesia. Hal itu lantaran berbagai prestasinya baik akademik maupun karir yang terbilang bagus. Namun begitu, jawaban (saat menulis artikel ini) dari artis yang berdarah Indo-Jerman ini masih belum diketahui.

Bagi kaum hawa, kontes kecantikan merupakan ajang yang sangat bergengsi. Bagaimana tidak, bukan saja kecantikan yang dituntut dalam kontes tersebut, melainkan juga dituntut pula kecerdasan, keberanian, wawasan, dan lain sebagainya. Tentu dalam pandangan setiap wanita yang mengikuti kontes ini –apalagi jika menjadi juara- tentu merasa menjadi wanita yang sempurna.

Menjadi pertanyaan tentu saja jika dikaitkan dengan Islam sebagai standar pengatur perilaku kehidupan manusia. Apakah ajang kecantikan ini diperbolehkan atau tidak?

Seperti dikutip dari anaksholeh.net, KH. Shiddiq al-Jawi menjelaskan sebagai berikut:

Kontes kecantikan (beauty pageant/contest, musaabaqah malikah al jamaal) adalah sebuah kompetisi yang fokus utamanya kecantikan fisik (physical beauty) para kontestannya, meski beberapa kontes juga memasukkan kriteria lain, yaitu kepribadian, kecerdasan, bakat, dan jawaban terhadap pertanyaan juri. Fokus penilaian dalam kontes kecantikan perempuan dewasa (adult) adalah rias wajah (makeup), rambut dan gaun, peragaan pakaian renang (swimsuit modelling), dan wawancara pribadi. (en.wikipedia.org).

Kontes kecantikan modern di AS dirintis tahun 1865 oleh Phineas Taylor Barnum, tapi kontes itu dibubarkan karena protes publik. Kontes itu diselenggarakan setelah sebelumnya Barnum menggelar kontes-kontes kecantikan bayi, burung, dan anjing. Kontes-kontes kecantikan internasional tahunan yang utama adalah Miss World (dirintis Eric Morley tahun 1951), Miss Universe (1952), Miss International (1960), dan Miss Earth (2001). (en.wikipedia.org).

Para ulama kontemporer sepakat kontes kecantikan haram hukumnya atas kaum muslimin. Mereka misalnya Dr. Ahmad Syirbashi (guru besar Al Azhar Mesir), Syeikh Jadul Haq (mantan Syeikh Al Azhar), Dr. Nashr Farid Washil (mantan Mufti Mesir), dan Dr. Hisamuddin ‘Ifanah (guru besar fiqih dan ushul fiqih Universitas Al Quds, Yerussalem). (Mahdi Al Mabruk,Ahkam Musyarakah Al Mar`ah, hlm.136; http://www.onislam.net).

Dalil-dalil syar’i yang menunjukkan haramnya kontes kecantikan, antara lain: Pertama, dalil yang melarang eksploitasi tubuh perempuan (istighlal al unuutsah), yaitu hadits Rafi’ bin Rifa’ah RA, dia berkata,”Rasulullah SAW telah melarang kita dari pekerjaan budak perempuan, kecuali apa yang dia kerjakan dengan tangannya.” Beliau mengatakan,”Yaitu pekerjaan seperti ini, sambil beliau memperagakan dengan jarinya, yaitu membuat roti, memintal, dan menenun.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak, Juz 2 no 2279, hadits shahih). Hadits ini menunjukkan yang dibolehkan bagi perempuan adalah pekerjaan dari jerih payahnya (juhdu al mar`ah), bukan pekerjaan dari mengeksploitasi tubuhnya. (Taqiyuddin An Nabhani, Muqaddimah Ad Dustur, 1/331).

Kedua, dalil yang melarang tabarruj bagi perempuan, yaitu menampakkan perhiasan dan keindahan tubuh kepada laki-laki non mahram (izh-har az ziinah wa al mahasin lil ajanib). Tabarruj haram berdasarkan dalil Al Qur`an (QS An Nuur [24] : 31 & 60). Juga berdasarkan dalil As Sunnah dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah beliau lihat, salah satunya nisaa` kaasiyat ‘aariyaat (perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang). (HR Muslim no 2128). “Berpakaian tapi telanjang” maksudnya mengenakan pakaian yang transparan atau pakaian ketat yang membentuk tubuh. (Ibnu Taimiyah, Majmu’ul Fatawa, 22/146).

Ketiga, dalil yang melarang membuka aurat (kasyful ‘aurat) bagi perempuan di hadapan non mahram. Firman Allah SWT (artinya),”Dan janganlah mereka [wanita beriman] menampakkan perhiasannya, kecuali apa yang (biasa) nampak dari padanya.”  (QS An Nuur [24] : 31). Yang dimaksud “apa yang (biasa) nampak dari padanya” (illa maa zhahara minha) menurut Ibnu Abbas RA adalah wajah dan dua telapak tangannya. (Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra; Ibnu Abdil Barr, At Tamhid; Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur`an Al ‘Azhiem).

Keempat, dalil yang melarang menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar). Islam telah mengharamkan kaum muslimin menyerupai kaum non muslim dalam segala hal yang menjadi ciri khas kekafiran mereka. Sabda Rasulullah SAW,”Barangsiapa menyerupai suatu kaum (kafir), maka dia adalah bagian dari mereka.” (HR Abu Dawud, no 4031).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, haram hukumnya kaum muslimin menyelenggarakan kontes kecantikan, baik menjadi peserta, panitia, sponsor, media massa pendukung, penjaga keamanan, maupun pemberi ijin penyelenggaraannya. Semuanya berdosa besar di hadapan Allah SWT. Wallahu a’lam.

 

Penulis: Budi Santoso

 

Bolehkah seorang wanita melamar lelaki terlebih dahulu?

.
Syariat Islam sendiri tidak melarang wanita melamar lebih dulu pria idamannya. Bila sudah menemukan calon yang tepat (shalih), tidak ada salahnya bila kita melakukan first move.
.
Hal tersebut seperti diriwayatkan hadits berikut ini: Dari Tsabit ia berkata, “Kami duduk bersama Anas bin Malik yang di sebelahnya ada seorang anak perempuannya. Lalu Anas berkata, ‘Datanglah seorang perempuan kepada Rasulullah, lalu ia menawarkan dirinya kepada beliau, kemudian perempuan itu berkata, ‘Wahai Rasulullah, maukah tuan mengambil diriku?’ Kemudian anak perempuan Anas menyeletuk, ‘Betapa tidak malunya perempuan itu!’ Lalu Anas menjawab, ‘Perempuan itu lebih baik daripada kamu. Ia menginginkan Rasulullah karena itu ia menawarkan dirinya kepada beliau.'” (HR. Ibnu Majah)
.
Berikhtiar untuk mendapatkan jodoh tentu merupakan amal shalih, seperti juga menikah yang merupakan perbuatan mentaati syariat agama. Dan Allah telah berfirman bahwa setiap perbuatan baik (amal shalih), baik laki-laki maupun wanita akan diganjar dengan pahala yang sama. “Siapapun berbuat kebaikan, laki-laki atau perempuan sedang ia beriman, mereka akan masuk surga dan sedikitpun mereka tidak teraniaya.” (Q.S. An Nissa : 124)
.
Namun di sebagian besar masyarakat Indonesia, misalnya, inisiatif untuk melamar dianggap lebih sopan jika datang dari pihak laki-laki. Masalah gengsi juga kerap kali menghalangi wanita untuk melamar pria idamannya. Padahal jika syariat Islam saja tidak menghalangi, mengapa harus gengsi? Hanya saja, sama saja halnya seorang lelaki juga harus “siap mental” jika lamarannya ditolak, maka seorang perempuan yang melamar juga harus siap siaga menerima kemungkinan ditolak.
.
selamat melamar😊
#NikahAsik
@syimanadhilah

Mengapa ridha suami itu adalah surga bagimu, wahai para istri?

Mengapa ridha suami itu adalah surga bagimu, wahai para istri:
1. Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
.
2. Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
.
3.Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
.
4.Suamimu berusaha menutupi masalahnya di hadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja di saat engkau mengadukan itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
.
5.Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. Sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
.
6.Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka, karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah dituntut ke neraka. Karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
.
Wallahu a’lam bisshawab.
.
Copas dari istri Ustadz Abul Abbas (Yaman)

Ketika Wanita Harus Malu, Tidakkah Kau Ingin Tahu?

“Ada dua golongan penduduk yang sekarang saya belum melihat keduanya, yaitu: wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta, dimana mereka tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunyapun tidak bisa.” (HR Muslim dan Ahmad)

Dari sekian banyak nasihat sebagai pengingat, tentu apa yang akan aku sampaikan ini bukanlah sesuatu yang baru. Tak pernah bisa untuk dihitung betapa sering kita melihat, mendengar , dan bahkan menyaksikan seseorang yang tetap terus mengingatkan saudari muslimahnya akan sesuatu hal yang menjadikan wanita itu indah, tidak hanya indah dimata manusia, juga indah dalam pandangan Allah.

Wahai saudariku, kalian harus tahu bahwa islam sangat memuliakamu. Kalian juga harus tahu betapa islam sangat menjaga kehormatanmu, pun kalian harus tahu sesungguhnya islam menjaga agar kalian tetap terlihat indah dan mulia. Dan mungkin kalian sudah tahu, namun hanya sedikit yang tersadar.

Wahai saudariku, Tidakkah kau ingin menjadi wanita terindah dan kau dapati kemulianmu?

Sesungguhnya aku ingin menggugah sesuatu yang seharusnya dengan itu, kau akan terlihat indah. Aku ingin menggunggah Rasa Malumu, saudariku! Masihkan engkau memilikinya dalam dirimu?! Tidakkah kau ingin menjawab?!

Rasulullah pernah mengatakan, rasa malu tidaklah mendatangkan keculai kebaikan.

Jika Rasulullah saja mengatakan bahwa malu akan mendatangkan kebaikan pada dirimu, bagaimana mungkin engkau tidak menginginkan dirimu untuk menjadi baik? Bagaimana mungkin engkau memilih untuk manjadikan dirimu terlihat buruk? Lalu kemana kiranya kau letakkan akalmu?

Betapa banyak kita melihat wanita muslimah pada saat sekarang keluar rumah tanpa memiliki sifat malu dalam dirinya. Berlenggak lenggok di jalanan dengan pakaian ketat, memperlihatkan auratnya, bila berpakaianpun ia tunjukan lekuk tubuhnya, berpakaian tetapi telanjang.

Tidakkah kau malu bila engkau dipandang dengan pandangan kotor penuh syahwat? Apakah keindahan seperti itu yang engkau inginkan? Godaan dalam pakaian dan mempercantik diri, dalam berjalan, duduk, dan pada lirikan mata.

Ini benar-benar hal yang sangat memalukan dan merobek-robek hati tatkala melihat saudari-saudari kita terpedaya dengan pergaulan dan berlepas diri dari rasa malu. Agama ini dan alquran terlupakan, yang dengannya seharusnya perbuatan dan akhlak dibangun.

Hilangnya malu dalam diri seorang wanita adalah tanda lemahnya iman. Dan wanita terbaik adalah wanita yang dalam dirinya memiliki sifat malu yang begitu besar. Tentu engkau bisa menilai dan memikirkan, tatkala seorang wanita kehilangan rasa malunya, masihkan ada kebaikan dalam dirinya? Jika engkau merenungkan dengan bijak, tentu wanita terbaik adalah wanita yang memiliki rasa malu.

Wahai saudariku, engkau harus tahu, engkau itu sumber godaan bagi laki-laki tersebab kecantikanmu, dan itu bisa menjadi sumber dosa bagi para lelaki. Rasulullah pernah mengatakan, aku tidak meninggalkan satu godaanpun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Tersebab itulah Allah perintahkan para wanita untuk lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, sebab kemuliaan seorang wanita adalah ketika dia berada di dalam rumah.

“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika ia keluar rumah maka setan akan menghiasinya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.” ( HR Ibnu Khuzaimah)

Tidak seharusnya dan sepantasnya seorang wanita berkeliaran di luar rumah tanpa ada keperluan. Terlebih keluar dengan laki-laki yang buka mahromnya, berkumpul-kumpul dengan teman-teman lelaki hanya untuk kegiatan yang tidak dapat mendatangkan manfaat, justru malah akan mejadi sarana untuk melampiaskan hafa nafsunya. Lalu kemanakah rasa malumu engkau letakkan, saudariku?

Seharusnya engkau tahu, engkau itu berharga. Dan aku tak ingin keberhargaanmu engkau hilangkan hanya karena engkau tidak tahu dan tidak berusaha untuk memahami bahwa sesungguhnya engkau itu berarti. Juga aku tidak ingin keberhargaanmu engkau rusak akibat kebodohanmu.

Wahai saudariku, setiap kata-kata yang aku uraikan ini berasal dari penaku yang hina dan dari jiwa yang jauh dari kebaikan. Namun kalian harus tahu, setiap untaian yang aku ungkapkan, tidak datang melainkan dari hati yang tulus, persahabatan, cinta, dan kepedulian terhadapmu.

Tidaklah aku inginkan sesuatu melainkan agar engkau menjadi baik dan memiliki sifat-sifat kebaikan dalam dirimu, terlihat indah dan engkau dapati kemuliaanmu. Dan dari penaku, kuharapkan dari setiap kata yang tertulis darinya bisa menggugah rasamu, mengembalikan kesadaranmu, bahwa sesunggunya Allah menjadikan dan menginginkanmu agar engkau menjadi mulia dan terhormat, dengan begitu engkau akan menjadi wanita yang penuh dengan keindahan.

Wahai saudariku, aku menggugah rasamu, maka aku minta engkau agar melihat dirimu di cermin dan engkau katakan hal ini pada dirimu.

Wahai diriku,

engkau itu berharga, dan keberhargaanmu harus aku jaga

 

Wahai Diriku,

Engkau Itu Indah

Dan Keindahanmu Harus Aku Hiasi Dengan Hal-Hal Yang Indah

Tidak Menjadikanmu Buruk, Terlebih Dihadapan Tuhanku

Wahai Diriku,

Engkau Itu Mulia

Mulai Hari Ini Aku Akan Memuliakanmu Dengan Sifat-Sifat Kemuliaan

Bukan Karena Aku Ingin Dipandang Mulia Dihadapan Orang Lain, Melainkan Aku Ingin Engkau Mulia Dihadapan Tuhanku

Wahai Diriku,

Bantu Aku Agar Engkau Menggunggah Rasa Malumu Untukku

Ini Tentangmu, Jodohku!

Hampir di setiap tempat, setiap keadaan, setiap waktu, tak sedikit yang berbicara tentang jodoh. Pasangan halal yang terjalin dari ikatan yang baik lagi benar dalam pandangan Allah. Bersama membangun keluarga kecil bahagia dalam dekapan kasih sayang, penuh cinta, satu rasa saling berbagi.

Ketika berbicara tentang pasangan halal, tak ada kata diam dan akhir dari perbincangannya. Penuh semangat dan harapan, didalamnya ada suka dan sabar, cinta dan pengertian, lembut penuh keanggunan. Sebab ia pula adalah bentuk ibadah kepada Allah, sunnah Rasulullah, dengannya setiap lembaran kisah kehidupan penuh romantisme perjalanan tertuliskan.

Ada wanita yang bersabar dalam penantian, diam tanpa kata, namun ia mengisyaratkan. Tak berani mendahului, sebab ia tak seharusnya menjemput. Dalam penantian ia muliakan dirinya dengan mengilmui dan perbaiki diri.

Diseberang, ada laki-laki penjemput dalam kebingungan, berlari tak berarah, namun ia pasti. Penuh semangat namun tak yakin, kemana hatinya akan dilabuhkan, tempat terakhir pemberhentian perjalanan cintanya.

Ada wanita berbisik pada hati, “wahai hati, semoga kau selalu sabar menunggu, bersabar dalam indahnya penantian. Yakinlah, Allah punya skenario terindah untukmu. Bersabarlah, sebab Allah tak pernah menyalahi janji, tetaplah dalam kebisuan, Jadilah indah dihadapan-Nya, Dia pun indahkan dirimu dihadapan makhluk-Nya. Sabarlah, Jomblo pasti berlalu, jodoh pasti bertemu.”

Pun laki-laki juga sama, membatin penuh tawa, “pokoknya wanita yang malam minggunya di mesjid atau dirumah itu cantik. Cocok buat jadi teman, iyaa teman hidup. Kamu bangetlah, iyaa kamuuu. Makanya di rumah aja terus atau di mesjid aja terus, biar cantik shalihah.

Bila berbicara pasangan, tentu ia dilekatkan dengan sifat-sifat kebaikan. Bila ia lelaki, pandai ilmu agama, rajin ke mesjid, sering menghadiri majelis ilmu, pandai membaca alquran, terlebih bila suaranya indah, tentu saja hatipun mudah terkagumi, jatuh cinta lah hati.

Bila ia wanita. Keindahannya terjaga, lisannya penuh kelembutan, hatinya mengandung pengertian, akhlaknya dibalut malu, pun pandai ilmu agama, jangankan orang lain, saya aja ‘bisa saja’ tersentuh hatinya. #eeehh #jagaHati #IniUjian

Pasangan tidak melulu berbicara romantisme kisah antara pria dan wanita. lebih dari itu, islam menilai itu juga sebagai tanggung jawab. Sebab ia adalah ibadah, pun ia diminta pertanggung jawaban.

Bila ia wanita, ia akan jadi seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya. Tentu saja punya peran besar dalam rumah tangga. Darinya para mujahid akan lahir, dengan tangannya ia tarbiyah anak-anaknya, mengilmui mereka dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Bila tak berilmu, rusaklah masa depannya. Sebab anak bukan saja masa depan dunia, juga ia masa depan akhirat

Bila ia laki-laki, tentu punya tanggung jawab yang lebih besar. Sebab ia pemimpin, dan ia yang pertama akan dimintai pertanggungjawaban. Tersebab keluarganya dipimpin, ialah yang mempertanggungjawabkan. Bila tak berilmu, kemana kiranya arah perjalan akan dibawa. Tak berarah, tanpa tujuan, tersesatlah dalam perjalanan

Pasangan halal tidak melulu berbicara tentang impian dunia, lebih dari itu, ia tentang hakikat dan tujuan. Sebab kita adalah makhluk, hakikatnya adalah fana, karena ia bersifat sementara, haruslah sadar dan paham apa yang kekal, apa yang harus dipersiapkan

Taat kepada suami, menjaga kehormatan dirinya dan suaminya, mendidik dan mengasuh anak-anaknya, menjadi shalihah, itulah hakikat wanita.

Memuliakan istrinya, berlemah lembut kepada keluarganya, memimpin dan mengarahkan, mempertanggungjawabkan mereka, adalah hakikat seorang laki-laki.

Pasangan halal tidak melulu berbicara tentang keluarga dan tanggungjawab, jauh lebih mendasar adalah bahwa ia tentang ketaatan, kepatuhan, ketundukan, ibadah. Yang semua nya itu terbangun atas dasar keimanan kepada Allah. Sebab bila tak bernilai ibadah, sia-sialah seluruh amalan, terlampaui banyak, namun tak bermakna, hanya kepalsuan

Tentang pasangan halal, tak perlu memperbimbangkan hati dan diri. Untuknya yang masih jadi rahasia,  biarkanlah ia tetap menjadi rahasia.

Yakinlah, akan selalu ada wanita yang baik untuk lelaki yang tidak berhenti untuk tetap memperbaiki dirinya. Pun sebaliknya, lelaki yang baik untuk wanita yang tak pernah berhenti dan terus menjaga keindahan dan kemuliannya.  Sebab ia adalah rahasia Allah, selama mampu bersikap ikhlas dan sabar, tentu ia indah pada akhir perjalannya. Dan Allah tidak pernah menyalahi janji.

Bila Cinta Tak Lagi Ada

Cinta adalah salah satu dari sekian kenyataan. Bahkan merupakan kekayaan yang paling besar yang diletakkan di dalam hati manusia. Tidak ada jalan bagi pencuri untuk mengambilnya. Jika memang demikian, akankah cinta bisa hilang, sementara tak ada seorangpun yang bisa mencuri cinta dari dalam hati?

Ketauhialah, sesungguhnya cinta itu Allah letakkan di dalam hati setiap manusia. Kecintaan akan hilang manakala sesuatu yang kita cintai, hati tak lagi cenderung terhadapnya. Maka hendaklah setiap diri memperhatikan terhadap apa ia cinta.

Hati mempunyai watak mencintai orang yang berbuat baik padanya dan membenci orang yang berbuat buruk padanya. Manakala ada orang yang berbuat baik terhadap kita, tentu kita akan balik memberikan balasan kebaikan padanya, dan tentu saja rasa cintapun bisa hadir kepadanya yang datang dari kebaikan-kebaikan.

Kita tidak sedang membicarakan tentang cinta kepada makhluk, melainkan cinta kepada Allah. Dan tidak ada satupun yang lebih besar perbuatan baiknya daripada Allah, karena kebaikan Allah pada hamba-Nya terjadi setiap saat. Hamba menerima kebaikan Allah pada hamba-Nya dalam semua keadaan.

Kiranya cukup bahwa salah satu jenis kebaikan itu adalah nafas yang hampir-hampir tidak terbesit dalam hati seorang hamba. Ini baru nafas, belum kita melihat dan menghitung kebaikan-kebaikan yang sekiranya jika kita menghitungnya, sesungguhnya kita tidak akan mampu.

Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak dapat menghitungnya” (QS Ibrahim: 34)

Belum lagi nikmat Allah yang dari-Nya kita terjaga dan terpelihara di waktu siang dan malam, menjaga dan memelihara serta menghindarkan kita dari hal-hal yang membahayakan. Namun kebanyakan dari kita tidak merasakannya sama sekali.

Katakanlah, Siapakah yang dapat memelihara kalian di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?” (Al-Anbiya: 42)

Siapakah yang lebih besar kemurahannya daripada Allah? Semalaman Allah pelihara kita, hamba-hamba-Nya di tempat tidur kita, sedangkan kita menghadap-Nya dengan tulang-belulang.

Sedikit sekali dari kita yang merenung akan hal ini. Betapa sering kita lupa, tidak berusaha berpikir dan memahami, hampir-hampir tidak terbesit, darimana datangnya semua kebaikan yang ada pada diri kita. Sungguh sering kita lalai, bahkan untuk tahu dan sadar kepada siapa cinta ini pantasnya diberikan, sungguh kita tidak memahami. Seluruh anugerah, seluruh nikmat, dan seluruh kebaikan hanyalah dari-Nya, awal dan akhir.

Hamba adalah milik-Nya, harta adalah milik-Nya, dan pahala berasal dari-Nya. Dialah Yang Maha Memberi awal dan akhir. Lalu bagaimana Dzat yang seperti ini tidak dicintai?

Tidakkah diri ini malu? Bagaimana mungkin seorang hamba tidak malu jika mengalihkan sedikit dari rasa cintanya kepada selain-Nya? Siapakah yang lebih berhak dipuji dan dicintai daripada-Nya? Siapakah yang lebih berhak mendapat kemurahan dan kebaikan daripada-Nya? Maha Suci Dia dan dengan Memuji-Nya. Tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Mari kita lihat pertolongan, kebaikan, kelembutan, kasih sayang dan kecintaan Allah yang sempurna ini kepada hamba-hamba-Nya. Bersamaan ini semua, setelah Allah mengutus kepada kita seorang Rasul yang mulia, menurunkan pada kita kitab paling mulia (Al Qur’an) dan mengenalkan pada kita nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang indah dan mulia, masih saja Allah turun setiap malam ke langit dunia, bertanya kepada kita, menawarkan kebutuhan-kebutuhan kita secara langsung dan mendorong  kita untuk meminta pada-Nya, Dia mendorong yang berbuat buruk untuk bertaubat, mendorong yang sakit untuk meminta kesempuhan pada-Nya, mendorong yang fakir untuk meminta kekayaan-Nya dan mendorong yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan untuk meminta pada-Nya agar terpenuhi. Itu terjadi setiap malam!  Lalu bagaimana Dzat yang seperti ini masih tidak dicinta?

Dalam salah satu atsar disebutkan, “Allah berkata, hai Anak Adam, kebaikan-Ku turun kepadamu dan keburukanmu naik kepada-Ku. Betapa sering Aku berusaha mencintaimu dengan memberikan nikmat-nikmat padahal Aku tidak membutuhkanmu. Dan betapa sering kalian membuatku-Ku marah dengan maksiat-maksiat padahal kamu membutuhkan Aku. Tidak henti-henti malaikat yang mulai itu naik pada-Ku darimu dengan membawa amal keburukan.”

Dalam sebuah hadist Rasulullah mengatakan, “Cintailah Allah karena nikmat yang telah Dia berikan pada kalian dan cintailah aku dengan mencintai Allah.” (HR At-Tirmidzi)

“Dan orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah.” (QS Al-Baqarah: 165)

Cinta seperti ini adalah cinta yang tumbuh dari memperhatikan pemberian, kebaikan dan melihat nikmat-nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepada kita. Setiap kali hati beranjak memperhatikan dan memahaminya, maka bertambah kuatlah cinta. Disana tidak ada akhir dimana perjalan hati berhenti. Sebab cinta kepada Allah kekal selamanya.

 

Ketika Hati Terlanjur Cinta

Ia Mendorong Diri Untuk Melakukan Ketaatan pada-Nya

Mendekat Kepada-Nya

Memohon Belas Kasih-Nya

Ketika Hati Terlanjur Cinta

Kecintaan pada-Nya Mengalahkan Kecintaan Kepada Selain-Nya

Beranjak Menuju Pintu Kebaikan-Nya

Tak Berharap Ada Pintu Selain Pintu-Nya

Duhai Hati . . .

Allahlah Dzat Yang Dicinta Dan Terpuji

Bagaimanakah Mungkin Diri Akan Merujuk Kepada-Nya

Tenang Dengan Mengingat-Nya, Tenteram Ketika Bersama-Nya

Bila Cinta Tak Lagi Ada